Jumat, 14 Juni 2013

Desain Propaganda Pada Baju Upaya Desainer Dalam Menjaga Budaya Bangsa



Era globalisasi telah mengantarkan kemajuan dan perkembangan suatu negara, namun bukan berarti globalisasi terus selalu membawa dampak positif. Bahkan dewasa ini masyarakat Indonesia seperti mengalami “kegoncangan” akibat masuknya budaya asing yang mendominasi budaya lokal. Nilai-nilai yang menjadi bagian kehidupan bermasyarakat Indonesia selama berabad-abad lamanya mengalami pergeseran. Seperti penggunaan bahasa asing yang berlebihan di hampir semua desain papan billboard jalan, lebih senangnya anak-anak usia dini memainkan game angry bird ketimbang permainan tradisional seperti congklak, bahkan hingga pemuda-pemudi penerus bangsa ikut merayakan euforia gungnam style dari korea ketimbang menari jaipong dll.
Kondisi tersebut mendorong para desainer grafis sebagai insan kreatif untuk menyusun strategi budaya agar dapat mengajak masyarakat dalam upaya menyeimbangkan kembali goncangan budaya yang ada, melalui proses pemanfaatan unsur-unsur visual yang disusun dalam sebuah bahasa visual sehingga berlangsung proses komunikasi secara efektif. Untuk dapat menjaga dan memberikan kembali penghargaan kepada jati diri kebudayaan nasional yang mulai hilang
Belajar dari para desainer grafis pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia tahun 1945, dimana mereka membuat materi-materi desain propaganda diberbagai media guna menggugah semangat rakyat Indonesia selama masa perang melawan penjajah Belanda. Salah satunya poster “Boeng, Ajo Boeng!” yang digagas oleh Soedjono, kemudian dirancang oleh Affandi dan diberikan judul oleh Chairil Anwar. Contoh propaganda seperti ini pun masih terus berlangsung pada masa transisi Orde lama ke Orde baru. Yang pada saat itu pemerintah orde baru mengembangkan sarana propagandanya melalui penggunaan media yang umum digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan menarik perhatian seperti billboard pembangunan, perangko, lembaran uang, dll. Saat itu Soeharto paham betul bahwa desain grafis memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik.
Menurut Harold D. Laswell dalam tulisannya Propaganda (1937) mengatakan “Propaganda in broadest sense is the technique of influencing human action by the manipulation of representation” Propaganda adalah teknik untuk mempengaruhi kegiatan manusia dengan memanipulasikan representasinya. Teknik tersebut yang kemudian digunakan oleh para desainer dalam mempromosikan nilai budaya kepada masyarakat luas. Melalui karya-karya desain yang merepresentasikan budaya Indonesia, para desainer membentuk opini publik agar dapat lebih mencintai budayanya sendiri.
Mengusung budaya posmodern desainer melakukan pendekatan kepada khalayak masyarakat dengan cara menggugah kembali kesadaran tentang sejarah dan budaya yang dikemas sedemikian rupa menjadi sebuah desain menarik secara estetika. Media yang digunakan pun kebanyakan media yang sangat dekat dengan kita, salah satunya adalah kaos atau baju. Baju sebagai kebutuhan primer masyarakat dinilai sangat ampuh sebagai media propaganda, kebutuhan masyarakat untuk mengikuti trend fashion menjadi daya tarik, desain pada baju pun kini memiliki nilai prestige tersendiri. Strategi inilah yang belakangan mulai dilirik oleh kaum muda untuk dijadikan sarana propaganda sekaligus komoditi.
Dijadikan sarana komoditi atau tidak, haruslah kita mengapresiasi karya anak-anak bangsa yang secara kreatif membuat suatu metode baru dalam upaya melestarikan budaya bangsa.

SACHARI, Agus, (2007), budaya visual indonesia, penerbit erlangga, jakarta
ADITYAWAN S., Arief dan Tim litbang Concept, (2010), tinjauan desain grafis, PT.Concept media, jakarta

Rabu, 01 Juni 2011

karya bulan mei

Bulan mei lagi suka bikin vektor dengan teknik tracing..
sambil belajar sambil mulai suka mosting blog, selamat menikmati :)


Rianty Diana Putri

Agum Prasetyo

Danang Sasongko

Kuda

Fian

Senin, 30 Mei 2011

Komunikasi Visual


Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi melalui penglihatan.

Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.